Seorang Pemenang

Dua hari yang lalu saya pergi ke daerah Ragunan untuk membeli tanaman. Setelah mengunjungi beberapa penjual tanaman, akhirnya saya berhenti di satu tempat yang menjual tanaman yang sedang saya cari, Pak Agus nama penjualnya. Singkat cerita kami bernegosiasi sampai akhirnya mendapatkan kesepakatan. Karena hari itu saya tidak membawa kendaraan, saya membuat janji dengan Pak Agus untuk mengambil tanaman tersebut keesokan harinya sekitar pukul 10 pagi. Kami pun bertukar nomor telepon dan sepakat untuk berkabar sebelum saya mendatangi tempatnya supaya Pak Agus bisa menyiapkan tanamannya sebelum dibawa.

Saya pun melanjutkan perjalanan menuju tempat kerja. Di penghujung hari, saya menerima pesan dari Pak Agus yang berisi “sore mas, kalau besok pagi sy antar ke rumah gimana? sekalian saya lewat dari bogor”. Saya pun menyambut tawaran tersebut dengan senang hati. Setelah mengonfirmasi waktu pengiriman dan alamat rumah yang saya berikan beserta titik lokasi dari peta Google, Pak Agus mengirimkan pesan terakhirnya, “siap”.

Keesokan paginya, bel pintu berbunyi sebelum pukul 8 pagi, waktu yang kami sepakati sebelumnya. Pak Agus memarkir motornya yang berisi 150 tanaman kecil untuk menghias tempat saya. Sempat saya perhatikan bagaimana Pak Agus melepas tali ikatannya, rapi dan teliti, tidak ada sampah terbuang di sekitarnya karena sepertinya tali tersebut akan digunakan lagi.

Pembayaran pun saya tunaikan dan Pak Agus memerhatikan gelagat saya yang sedang kebingungan memindahkan dua buah karung tanaman yang diantarkannya tergeletak di depan garasi. Saya mengatakan bahwa saya harus memindahkan tanaman ini ke lantai 3. Tanpa ragu Pak Agus menawarkan bantuannya untuk bersama-sama mengangkat dua karung tanaman tadi ke atas. Meskipun berat dan terengah-engah karena menaiki 40 anak tangga, wajahnya masih tersenyum bahagia. Setelah selesai memindahkan tanaman, beliau memberikan beberapa tips untuk merawat tanaman dan langsung berpamitan setelah selesai membagikan ilmunya.

Melihat sosok Pak Agus mengingatkan saya pada pelatihan bisnis yang saya ikuti yang mengatakan bahwa ada 2 jenis orang di dunia ini Victor (pemenang) dan Victim (korban). Victor memiliki ciri-ciri sebagai berikut: memiliki rasa kepemilikian (Ownership), dapat diandalkan (accountable), dan bertanggung jawab (responsible). Sedangkan victim memiliki ciri-ciri menyalahkan (blaming), selalu beralasan (excuse), dan menyangkal (denial).

Di saat orang lain sangat resisten untuk menghasilkan uang bahkan menyabotase dirinya sendiri untuk tidak memiliki penghasilan karena bermental korban, perilaku Pak Agus yang sangat mudah diamati ini jarang diamati oleh kebanyakan orang dan mungkin jika ada orang iri terhadap keberhasilannya hanya bisa mengatakan Pak Agus beruntung saja. Saya tidak percaya kemampuan melayani sebagai buah dari keberuntungan, tentunya hal itu adalah buah dari kebiasaan baik. Saya percaya bahwa setiap orang mendapatkan kesempatan yang sama tetapi tidak semua orang siap untuk menerima kesempatan yang ada di hadapannya.

Pak Agus telah memberikan contoh nyata bagaimana seorang penyedia layanan yang melampaui harapan pelanggannya. Tentu saja usahanya itu secara tidak langsung telah menjamin keberlangsungan usahanya, pintar.

Saya bukan tipe orang yang senang memberi uang tip bahkan cenderung menentangnya karena perilaku itu merusak mental. Oleh karena itu saya meluangkan waktu menulis kisah ini untuk membantu Pak Agus mendapatkan lebih banyak pelanggan dan setiap orang yang mencari penjual tanaman dengan harga masuk akal dan memberikan pelayanan yang prima bisa menggunakan layanan yang diberikan oleh Pak Agus.

Berikut ini nomor telepon Pak Agus (pengguna WhatsApp juga) 0896–7718–7647. Lokasi toko tanaman Pak Agus persis di depan halte busway Departemen Pertanian yang mengarah ke Kebun Binatang Ragunan. Semoga Pak Agus mendapatkan pelanggan yang lebih banyak dan keberadaannya memberikan manfaat kepada banyak orang.

Related posts:

Anthony Korculanic is the President of XO Media and has worked extensively within the architecture field for decades. In the article that follows Anthony Korculanic explains how technology and new…